Selasa, 05 Januari 2010

Tingkah laku semut mencari makan

setiap hewan membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hewan akan aktif melakukan pengamatan di sekitarnya untuk menemukan makanan. Pada kelompok hewan yang yang melakukan kerja sama dalam mendapatkan makanan biasanya salah satu dari anggota tersebut akan memberikan informasi tentang sumber makanan pada anggota lainnya. Informasi tersebut setiap spesies memilki spesifikasi tertent, misalnya pada lebah madu. Hewan ini akan menemukan tarian yang khas apabila menemukan makanan. Akibat dari tarian tersebut maka anggota lainnya akan menetahui tentang adanya makanan tersebut.
Semut juga termasuk hewan yang melakukan kereja sama dalam mencari makanan. Apabila salah satu semut menemukan makanan maka akan diinformasikan pada anggota lainnya. Untuk terbentuknya kerja sama maka kegiatan tersebut diawali dengan “daya tark”, kemudian dilanjutkan dengan pendekatan, kemudian agregasi/pengelompokan, dan akhirnya dilakukan kerja sama bersama-sama (wikipedia ;2009).
Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan (wapedia; 2009).
Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat seperti di Islandia,Greenland dan Hawaii, mereka tidak menguasai daerah tesebut. Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat membnetuk sekitar 15 - 20% jumlah biomassa hewan-hewan besar.

PEMBAHASAN
Klasifikasi Ilmiah semut adalah sebagai berikut:
Kerajaan: Animalia
Filum: Artropoda
Kelas: Insekta
Ordo: Hymenoptera
Upaordo: Apokrita
Superfamili: Vespoidea
Famili: Formicidae
Latreille, 1809, dalam wikipedia 2009


Kehidupan seekor semut dimulai dari sebuah telur. Jika telur telah dibuahi, semut yang ditetaskan betina (diploid); jika tidak jantan (haploid). Semut are holometabolism, yaitu tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap, melewati tahap larva dan pupa (dengan pupa yang exarate) sebelum mereka menjadi dewasa. Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan.
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Perbedaan antara ratu dan pekerja (dimana sama-sama betina),dan antara kasta pekerja jika ada, ditentukan pada saat pemberian makan saat masih menjadi larva. Makanan Ini juga cara yang digunakan semut dewasa memdistribusikan makananpada semut dewasa lainnya. Satu koloni semut dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan. Adapun praktikum ini semut yang diamati adalah semut pekerja yang mana tugasnya adalah mencari dan mengumpulkan makann yang nantinya akan dikumpulkan di tempat tertentu di dalam sarang.
Semut memiliki pola pengumpulan makanan yang unik, yaitu bekerja sama antara satu semut pekerja dengan semut pekerja yang lain. Komunikasi antar semut/pekerja dilakukan dengan melakukan kontak antena antar semut dan juga dengan jejak kimia yang berupa hormon. Banyak spesies dari semut menggunakan feromon untuk menandai rute dari makanan ke sarang (Wilson 1971). Setelah menemukan makanan maka semut akan kembali ke sarang berhenti sejenak selama perjalanan untuk memnempatkan penanda feromon pada jalan yang dilewati. Kemudian semut tersebut melakukan perjalanan yang berulang dari sarang ke tempat makanan untuk lebih menguatkan jejak yang tadinya telah dibuat. Semut yang lain tidak tahu tentang makanan tersebut tetapi hanya mengikuti jejak feromon yang telah dibuat oleh semut sebelumnya. Setelah mengumpulkan makanan semut yang mengikuti juga melepaskan feromon saat kembalinya. Feromon ini juga yang menyebabkan semut berjalan dalam barisan yang lurus. Jejak feromon merupakan basis dari system informasi lokal. Dimulai dengan satu individu atau grup kecil dari semut yang merespon adanya makanan yang kemudian dibantu oleh semut yang lain yang mengikuti jejak feromon (Pasteels et al ; 1987)
Apabila semut dalam percobaan di atas diumpamakan sebagi leader seperti pada gambar di bawah ini (semut berwarna hitam), maka pola jalur yang dilalui oleh semut-semut yang mengikuti (recruited) dan leader saat menuju ke arah butiran nasi dan kembali ke sarang serta cara komunikasi yang dipakai maka dapat dijelaskan berdasarkan gambar di bawah ini:














Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Hal inilah yang digunakan semut sehingga ia dapat menemukan makannnya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan (wikipedia ; 2009).
Pada gambar, terlihat bahwa leader berkomunikasi dengan recruited menggunakan kontak fisik dengan menggunakan antenanya, selain itu juga menggunakan penanda kimia yang berupa feromon yang dijelaskan seperti di atas, (karena sepeti yang telah dikemukakan, kebanyakan semut memilki penglihatan yang buruk). Hal inilah yang sebenarnya terjadi saat semut-semut tersebut bekerja sama untuk mencari makanan, sehingga mereka dapat menemukan jalur yang relatif lebih pendek dari jalur semula, serta dapat menuemukan lokasi makanan dan jalan pulang tanpa tersesat dalam waktu tertentu. Pengaruh feromon pada jalur ini akan semakin kuat sejalan dengan banyaknya semut yang mengambil jalur ini karena setiap semut yang lewat meninggalkan feromon pada jalur yang sama.
Berdasarkan data yang didapat, agregarasi semut akan terbentuk dengan anggota yang lebih banyak pada jumlah makanan yang lebih banyak pula. Hal ini kemungkinan juga disebabkan oleh komunikasi fisik dan kimia yang dilakukan oleh semut sehingga semut-semut tersebut terorganisir dengan baik dengan menyesuaikan jumlah pengikut dengan jumlah makanan yang ada.

DAFTAR RUJUKAN
Anonim. 2009. Semut. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Semut, diakses 14 Desember 2009 )
Anonim. 2007. semut. (online), (http://wapedia.mobi/id/Semut, diakses 14 Desember 2009)
Pasteels, J.M., Deneubourg, J.L. and Goss, S. 1987. individual to collective behavior in social insects: Self-organization mechanisms in ant societies (I):Trail recruitment to newly discovered food sources. Basel : les Treilles Workshop Birkhauser.
Wilson, E. O. 1971 The insect societies. Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press.

1 komentar: