Rabu, 06 Januari 2010

Sistem saraf

Sistem saraf melakukan kontrol terhadap otot, kelenjar, dan organ-organ yang mengontrol seluruh aktivitas fisiologis manusia. Dalam kapasitasnya mengontrol fungsi tubuh, sistem saraf akan menerima masukan dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal mengenai keadan tubuh kita, sisten saraf akan menentukan tindakan yang tepat untuk menjaga fungsi tubuh yang normal. Selain sisten saraf, tubuh kita memiliki kontrol lainnya yaitu sistem hormon (sistem endokrin). Sistem saraf melakukan kontrol melalui transmisi impuls, sedangkan sistem endokrin mensekresikan hormon untuk mengontrol aktifitas metabolisme dan aktifitas tubuh lainnya. Kontrol tubuh dengan saraf mengontrol kerja tubuh dengan cepat misalnya alat gerak, sedangkan sistem endokrin mengontrol kerja tubuh yang lambat misalnya mengontrol kadar gula dalam darah.
Sistem syaraf dan system endokrin akan membebaskan chemical messenger untuk berinteraksi dengan sel target. Bedanya adalah jarak yang ditempuh chemical messenger pada syaraf pendek pada celah sinaps, sedangkan pada endokrin chemical messenger lebih panjang melalui peredaran darah. Yang kedua adalah sinyal yang membebaskan chemical messenger pada syaraf adalah potensial aksi, sedangkan pada endokrin adalah berbagai sinyal khusus yang mungkin juga adalah potensial aksi. Sistem saraf dan system endokrin secara rumit berhubungan dalam aktifitas control.sistem saraf juga melakukan fungsi control yang penting terhadap sekresi banyak hormom. Hormon juga banyak yang bekerja sebagai neuro modulator untuk merubah keefektifan sinaps.
A. Organisasi Sistem Saraf
Berdasarkan perbedaan struktur, tempat dan fungsinya sistem saraf diorganisasi menjadi :
1. Sistem saraf pusat (Central Nervous System = CNS) yang terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
2. Sistem saraf tepi (Pheriperal Nervous System = PNS) yang terdiri atas serabut-serabut saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan bagian tepi tubuh (reseptor dan efektor). Sistem saraf tepi dibagi menjadi :
a. Kelompok saraf aferen (membawa ke) membawa informasi ke sistem saraf pusat.
b. Kelompok saraf eferen (membawa dari) membawa perintah dari sistem saraf pusat ke organ efektor yaitu sel-sel otot atau kelenjar-kelenjar.
Sistem saraf eferen dibagi menjadi:
1. Sistem saraf somatik yang terdiri dari saraf motorik yang menginervasi otot-otot rangka.
2. Sistem saraf otonom yang menginervasi otot polos, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar. Sistem saraf otonom dibagi lagi menjadi:
a. Sistem saraf simpatetik
b. Sistem saraf parasimpatetik.


B. Klasifikasi Sel Saraf (Neuron)
a. Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibagi menjadi:
1. Sel saraf aferen (sel saraf sensorik) termasuk sel saraf unipolar yang berfungsi untuk membangkitkan potensial aksi dalam merespon stimulus tertentu. Badan selnya terletak didalam medula spinalis dan sel saraf utamanya terletak didalam sistem sarap tepi.
2. Sel saraf eferen (sel saraf motorik) terletak terutama dalam sistem saraf tepi. Badan sel saraf eferen berada didalam sistem saraf pusat, dimana terdapat banyak input prasinaptik mengumpul pada badan sel ini untuk mempengaruhi output ke organ efektor.
3. Sel saraf antarneuron terletak didalam sistem saraf pusat yang memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai pengintegrasi respon perifer ke informasi perifer dan bertanggung jawab meneruskan informasi ke otak.
b. Berdasarkan strukturnya, sel saraf dibagi menjadi:
1. Sel Saraf Unipolar sel saraf yang memiliki satu penonjolan yang keluar dari badan sel (biasanya dianggap sebagai akson)
2. Sel Saraf Bipolar sel saraf yang memiliki dua penonjolan yang keluar dari badan sel (satu dendrit dan satu akson)
3. Sel Saraf Multipolar sel saraf yang memiliki banyak penonjolan yang keluar dari badan sel (beberapa disebut dendrit dan satu akson)
(Tenzer, 1993: 27-28).
Setiap sel saraf terdiri atas 2 bagian utama, yaitu perikarion (badan sel) dan prosesus (dendrit dan akson) :
(1) Badan sel berfungsi untuk menerima impuls stimulus, menterjemahkan dan meneruskan stimulus, memproses dan menyampaikan respon terhadap stimulus, dan sebagai pusat trofik bagi neuron. Badan sel terletak di subtansia kelabu sistem saraf pusat atau dalam ganglion sistem saraf tepi.
(2) Dendrit berfungsi menerima impuls dari lingkungan, epitel sensoris, atau neuron lain dan meneruskannya. Dendrit berada disubstansia putih sistem saraf pusat.
(3) Akson berfungsi untuk menghantarkan imuls ke neuron yang lain, atau menyampaikan respon ke organ efektor. Akson berada disubstansia putih sistem saraf pusat (Tenzer, 1993: 26-27).

C. Neuroglia (Sel-Sel Glial)
Neuroglia tidak menghantarkan implus saraf melainkan berperan penting dalam menghidupi sistem saraf pusat, berperan sebagai penunjang sistem saraf pusat, dan membantu menunjang sel saraf secara fisik dan metabolik.
Neuroglia memiliki 4 tipe utama, yaitu:
1. Astrosit berfungsi sebagai “perekat” utama sistem saraf pusat, mengikat sel-sel saraf dalam hubungan spasial yang tepat. Astrosit juga berperan dalam perbaikan kerusakan otak dan sel saraf, penunjang sel saraf secara metabolik, dan penghilang pengaruh K+ dari cairan ekstra seluler otak bila potensial tinggi.
2. Oligodendrosit berfungsi membentuk insulin sarung (segmen-segmen) mielin dalam sistem saraf pusat.
3. Sel Ependimal berfungsi melapisi ruang-ruang dalam sistem saraf pusat. Sel ependimal mampu menghasilkan cairan serebrospinal.
4. Mikroglia berfungsi sebagai pembersih sistem saraf pusat. Pada keadaan normal sel-sel ini bersifat pasif dan akan aktif jika terjadi luka atau infeksi.

D. Pelindung Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat sangat gampang rusak, sehingga diperlukan perlindungan dari gangguan luar. Ada empat lapis pelindung system saraf pusat, yaitu:
1. Tulang kepala, merupakan lapisan pelindung paling luar yang berfungsi untuk melindungi otak, dan tulang belakang yang melindungi medulla spinalis (sumsum tulang belakang) dari gangguan mekanis (benturan, tekanan, dsb).
2. Meninges, yang berfungsi untuk memberi makanan pada sistem saraf pusat, dan terletak di antara tulang dan jaringan saraf. Meninges terdiri dari 3 lapis membran, yaitu dura mater, arahnoid mater, dan pia mater.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
a. Duramater; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Diantara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
b. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
c. Piamater. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan permukaan otak (Anonim, 2009).

3. Cairan serebrospinal, yang berfungi sebagai bantalan cair untuk melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utamanya menyerap guncangan, sehingga melindungi system saraf pusat dari benturan dengan tulang yang melindunginya. Fungsi yang lain adalah memegang peranan dalam pertukaran zat antara cairan tubuh dengan otak. Cairan serebrospiral dibentuk sebagai hasil dari mekanisme transport selektif melalui membran pleksus khoroid. Komposisi cairan serebrospinal berbeda dengan plasma darah, misalnya cairan serebrospinal mengandung K+ rendah dan Na+ lebih tinggi yang membuat suatu lingkungan yang ideal untuk difusi ion kearah konsentrasi rendah.
4. Penghalang darah otak, yang berfungsi untuk membatasi masuknya zat-zat berbahaya ke dalam jaringan otak yang mudah rusak. Penghalang darah otak merupakan system kapiler darah di dalam otak, melindungi otak melalui mekanisme pertukaran zat antara darah dan cairan interstisial otak secara selektif. Penghalang darah otak terdiri atas faktor anatomi non fisiologis. Dinding kapiler di seluruh tubuh dibentuk dari satu lapis sel dan terdapat lubang atau pori-pori di antara sel-sel penyusun dinding kapiler yang memungkinkan terjadinya pertukaran zat secara bebas antara plasma dengan cairan intertesial.
E. Sistem Saraf Pusat
Otak
Secara umum berat otak orang dewasa kira-kira 3 pound mengalami masa pertumbuhan paling cepat pada 9 tahun pertama dan mencapai maksiaml pada umur 18 tahun. Otak dibagi dalam berbagai macam pembagian salah satunya otak dibagi dalam:
1. Diensefalon terdiri atas: hipotalamus, metatalamus, epitalamus.
2. Serebrun terdiri atas: basal nuklei, korteks serebral
Pembagian diatas disusun berdasarkan letak secara anatomi beserta kerumitannya serta dari yang paling muda sampai yang lebih muda. Saraf primitif terdiri atas beberapa interneuron yang menyebar ke sel-sel saraf eferen. Perkembangan selanjutnya interneuron lebih kompleks dan terlokalisasi pada tempat tertentu pada bagian kepala kemudian membentuk lapisan-lapisan yang lebih maju.
Batang otak merupakan bagian otak yang paling tua fungsinya adalah sebagi pengontrol berbagai macam proses fisiologis di dalam tubuh yang sering diistilahkan sebagai proses vegetatif. Pada bagian batang otak atas didepan otak kecil terdapat hipotalamus, epitalamus, talamus dan metatalamus. Hipotalamus mengontrol fungsi homeostatis dalam tubuh.
Serebrum merupakan bagian terluas dari otak manusia terbagi menjadi dua belahan yaitu belah otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belah otak dihubungkan oleh korpus kolasum suatu pita tebal yang terdiri atas 300 akson. Setiap hemisfer memiliki dua lapisan yang disebut korteks serebral pada bagian luar dan bagian berwarna putih yang disebut substansia alba. Pada substansia alba terdapat badan nuclei yang meripakan bagian dari subatansia gricea. Warna putih dari substansia alba bedasal dari lipid karena banyaknya akson bermielin.
Korteks serebral terdiri atas empat lobus yang pertama lobus osipitalis merupakam posterior dari korteks serebral bertanggung jawab pada yang berkenaan dengan impuls visual sedangkan sensasi suara oleh lobus temporalis yang merupakan korteks serebral bagian lateral.
Lobus parietalis dan lobus frontalis terdapat pada korteks serebral baguan atas depan. keduanya dipisahkan oleh suatu lekukan dunamakan sulkus sentralis. Lobus frontalis terletak di bagian depan sulkus sentralis dan lonus parietalis di bagian belakang. Lobus perietalis terutama berfunsi menerima dan memproses input sensori dari permukaan tubuh seperti sentuhan tekanan dan suhu. Bagian ini juga merupakan tempat pemrosesan kesadaran posisi tubuh somestetik. Korteks somatosemsori mengenali proses kortikal dari input somestetik dan proprioseptik terletak pada bagian sepan dari setiap lobus parietalis persis di belakang sulkus sentralis.
Setiap daerah dalam korteks somatosensori menerima input dari daerah tertentu pada tubuh manusia. Tempat diprosesnya input-input tersebut dinamakan homunculus sensori. Batas antara sensori-sensori pada homunclus tidak jelas karena hanya merupakan proporsi relativ dari korteks somatosensori.
Secara umum korteks somatosensori pada bagian otak kanan menerima input dari bagian tubuh sebelah kanan sebaliknya bila berasal dari korteks bagian kiri maka menerima input dari sebelah kanan.
Kesadaran sederhana dari sentuhan, tekanan dan suhu dideteksi oleh thalamus siati tingkat rendah dari otak. Thalamus membuat manusia bahwa sesuatu dingin telah disentuhkan kepada kita tetapi tidak bisa diketahui intensitasnya. Korteks somatosensori mampu melokalisasi sumber input sensori dan mengetahui tingkat stimulus.
Daerah bagian belakang lonus frontalis persis di depan sulkus sentralis berdampingan dengan korteks somatosensori adalah korteks korteks motor primer. Bagian ini mengontrol gerakan-gerakan sadar yang dihasilkan oleh otot rangka. Sama seperti korteks sensori korteks motorik juga mengatir bagiam yang berlawanan antara otak kanan dan otak kiri. Otak kiri mengatur motorik kanan dan otak kanan mengatur motorik kiri. Traktus saraf bermula pada korteks motor sebelah kiri bersilang masuk ke korda spinalis berakhur pada sel saraf motor eferen yang memicu kontraksi otot rangka.


Basal Nuklei
Basal nuklei memiliki peran penting sebagai inhibitor kontrol motor terdiri atas beberapa bagian yang terdiri atas beberapa substansia kelabu dan substansia putih. Satu nukleus adakah suatu agregasi fungsional dari badan-badan sel saraf . Basal nuklei diketahui berperan dalam proses sebagai berikut:
1. Penghambatan tonus otot di seluruh tubuh.
2. Membantu memonitor dan mengkoordinasi kontraksi yang dijaga lambat khususnya kontraksi yang berhubungan dengan postur dan penyangga tubuh.
3. Menekan pola gerakan yang tidak berguna.
Basal nuklei dalam menjalankan fungsinya mengirim dan menerima informasi ditandai dengan banyaknya serabut saraf yang menghubungkan dengan bagian otak yang lain. Satu jalur penting terdiri atas interkoneksi strategis membentuk lengkung umpan balik menghubungkan kortels serebral basal nuklei dan thalamus. Thalamus diperkirakan memperkuat secara positif perilaku yang diinisiasi oleh oleh korteks. Basal nuklei mengendalikan kegiatan yang dikoordinasi thalamus dengan cara menghambat thalamus sehingga mengurangu gerakan antagonistik yang tidal perlu. Basa nuclei juga menggunakan efek inhibitori pada aktifitas motor dengan mempengaruhi sel saraf pada batang otak. Salah satu penyebab diketahuinya salah satu fungsi dari basal nuklei adalah adanya derisiensi dopamine yang menyebabkan penyakit Parkinson.
Talamus
Pada otak dekat dengan basal nuklei terdapat diensefalon yang berbentuk dinding dengan dengan rongga ventrikel ke 3 diensefalom terdiri atas 3 bagian utama yaitu thalamus, hipotalamus,dan epitalamus.
Thalamus berperan sebagai stasiun relay dan pusat integrasi sinaptik utuk proses preliminary dari semua input sensori yang menuju ke korteks. Thalamus menyeleksi sinyal yang tidak signifikan dan menyalurkan impuls sensori yang penting ke daerah yang tepat pada korteks somatosensori dan juga daerah yang lain.
Hipotalamus
Hipotalamus berfungsi meregulasi berbagai fungsi homeostatik. Hipotalamus adalah suatu kumpulan nuklei khusus yang merupakan suatu pusat integrasi berbagai fungsi homeostatic yang penting beberapa diantaranya adalah:
1. Mengontrol suhu tubuh .
2. Mengontrol haus dan pengeluaran urin.
3. Mengontrol pengambilan makan.
4. Mengontrol pengeluran hormon ptituari anterior.
5. Mengontrol pengeluran hormon ptituari posterior.
6. Mengontrol kontraksi uterus dan pengeluaran asi.
7. Pusat koordinasi saraf otonom uatama yang mempengaruhi emua otot dan kelenjar eksokrin.
8. Berperan dalam emosi dan pola tingkah laku dan kejadian psikomatik.
Epitalamus
Epitalamus membentuk atap ventrikel ketiga dan merupakan bagian paling dorsal dari diensefalon. Bagian yang terpenting dari epitalamus adalah badan pineal atau epifisis, yang merupakan suatu strukur dari neuroendokrin, dan pleksus koroid dari ventrikel ketiga. Pleksus koroid merupakan kumpulan dari kapiler seperti simpul di dalam setiap ventrikel yang berfungsi untuk mensekresikan cairan serebrospinal.
Sistem Limbik
Sistem limbik merupakan suatu rangkaian struktur otak depan yang mengelilingi batang otak dan dihubungkan oleh jalur syaraf rumit. Sistem limbik meliputi bagian bagian sebagai berikut:
(1) Lobus limbik, yang dibentuk oleh girus singulat dan girus hipokampal
(2) Hipokampus, merupakan perluasan dari girus hipokampal ke lantai ventrikel lateral. Bagian ini berperan dlm proses belajar dan pembentukan memori jangka panjang.
(3) Nucleus amigdaloid, terletak pada ujung ekor nucleus kaudatus, yang merupakan pusat dari semua emosi, misalnya takut, marah, dan bahagia. Bagian ini juga berperan menimbulkan perilaku seksual, misalnya gerakan kopulasi.
(4) Nuclei perifornikal, dari hipotalamus
(5) Nucleus anterior, dari thalamus
Jaringan interaksi kerja yang kompleks antara lima bagian pada sistem limbik tersebut berhubungan dengan emosi, kelangsungan hidup , pola tingkah laku sosioseksual, dan motivasi serta belajar.
Konsep emosi meliputi, perasaan-perasaan emosional subyektif dan suasana hati (seperti marah, takut), ditambah dengan respon-respon fisik yang berhubungan dengan perasaan tersebut, misalnya persiapan untuk menyerang atau bertahan dari lawan. Dalam menjalankan aktivitas tingkah laku kompleks tersebut, misalnya menyerang, harus ada interaksi dengan lingkungan eksternal, yang menyebabkan terjadinya mekanisme kortikal tinggi yang menghubungkan hipotalamus dan sistem limbik dengan lingkungan eksternal, sehingga tingkah laku yang tepat dapat muncul. Jadi, peranan utama dari sistem limbik meliputi semua aspek emosi pada makhluk hidup.

Otak Kecil
Otak kecil atau disebut serebelum melekat pada bagian belakang atas dari batang otak, dibawah korteks lobus osipitalis. Serebelum merupakan bagian yang sangat penting dalam keseimbangan, perencanaan dan pelaksanaan gerakan yang disadari.
Mekanisme kerja serebelum berhubungan dengan aktivitas motorik, seperti basal nuclei otak kecil yang tidak mempunyai pengaruh langsung pada saraf eferen motor. Sehingga secara tidak langsung berfungsi mengubah output sistem motor utama otak.
Serebelum terdiri atas 3 bagian, yaitu;
(1) Vestibuloserebelum, berfungsi penting dalam menjaga keseimbangan dan mengontrol gerakan mata.
(2) Spinoserebelum, berfungsi untuk meregulasi gerakan otot dan mengkoordinasi gerakan sadar yang terlatih.
Spinoserebelum berperan sebagai “middle management”, yaitu membandingkan antara informasi yang diterima dari pusat pengontrol yang lebih tinggi tentang apa yang sebaiknya otot lakukan dan sistem saraf perifer tentang apa yang otot lakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
korteks motor mengirim pesan ke otot dan spinoserebelum ® spinoserebelum memberi sinyal umpan balik untuk mengoreksi gerakan ® dikirim ke serebrum melalui talamus ® gerakan yang lebih halus, cepat, terkoordinasi, dan terampil yang mempertahankan posisi dan keseimbangan

(3) Serebroserebelum, berperan dalam merencanakan dan memulai aktivitas sadar dengan memberikan input kepada daerah korteks motor. Bagian otak kecil ini juga terlibat dalam prosedur mengingat.
Serebelum dan basal nuklei keduanya berperan dalam memonitor dan mengatur aktivitas yang diperintah oleh korteks motor, namun memberikan pengaruh yang beda pada aktivitas gerak. Serebelum berfungsi untuk memelihara keseimbangan, meredam dengan cepat aktivitas motor fasik dan menambah kekuatan otot. Sedangkan basal nuklei berfungsi dalam mengkoordinasi gerakan yang lambat, menyangga gerakan yang berhubungan dengan postur dan menahan, serta menghambat irama otot. Jadi meskipun perintah gerak untuk aktivitas sadar dating dari korteks motor, koordinasi dari pelaksanaan actual aktivitas tersebut disesuaikan dengan baik oleh serebelum dan basal nuklei.

Batang Otak
Batang otak adalah suatu rantai penyambung antara otak dengan sumsum tulang belakang. Batang otak terdiri atas medulla oblongata (medula), pons, dan otak tengah (midbrain).
Fungsi batang otak meliputi:
(1) Tempat munculnya 10 dari 12 saraf kranial
(2) Pada bagian medulla terdapat pusat pengontrol denyut jantung yang mengontrol kecepatan denyut jantung, pusat vasokonstriktor yang mengatur diameter pembuluh darah, pusat pernafasan medulari yang mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, dan sebagai pusat aktivitas pencernaan.
(3) Pons varolli mengandung pusat pernafasan pneumotaksikdan apneustik, bekerjasama dengan pusat pernafasan medulari membantu mengontrol pernafasan.
(4) Midbrain merupakan pusat refleks bola mata dan refleks kepala dalam merespon stimuli visual dan suara.
(5) Batang otak merupakan jaringan kerja yang menerima dan mengintegrasikan semua input sinaptik. Jaringan kerja tersebut merupakan serabut-serabut saraf persambungan yang bersimpang siur dari seluruh batang otak ke dalam talamus yang disebut dengan formasi reticular.
Fungsi dari formasi retikuler yaitu:
a. Serabut asending yang berasal dari formasi retikuler menyusun sistem pengaktif retikuler yang berfungsi untuk mengontrol keseluruhan tingkat kewaspadaan kortikal dan penting dalam kemampuan mengarahkan perhatian ke kejadian khusus.
b. Mengontrol aktivitas otot, khususnya regulasi refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan dan menunjang tubuh.
(6) Sebagai pusat tidur dan terlibat secara rumit dengan sistem pengaktif retikuler.
Saraf kranial merupakan serabut saraf campuran, yaitu campuran antara serabut sensoris dan motoris, namun ada juga yang murni serabut saraf sensoris.
Badan sel dari sel serabut sensoris berada dalam ganglia diluar otak, sedangkan badan sel serabut motoris berada dalam nuclei di otak.
Macam-macam saraf kranial tersebut yaitu:
1) Saraf kranial I (saraf olfaktori)
Merupakan serabut sensoris murni yang berfungsi membawa impuls dari mukosa olfaktori yang berhubungan dengan bau.
2) Saraf kranial II (saraf optic)
Merupakan serabut sensoris murni yang berfungsi membawa impuls dari retina mata yang berhubungan dengan penglihatan.
3) Saraf kranial III (saraf okulomotor)
Merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatic berfungsi untuk menginervasi otot mata ektrinsik , yaitu otot obliq inferior dan superior, otot rektus inferior dan medial, dan otot levator palpebra pelupuk mata. Serabut parasimpatetik menginervasi otot mata intrinsic, yaitu otot iris, dan otot penggantung lensa. Sedangkan serabut sensoris berfungsi membawa impuls proprioseptif dari otot mata ekstrinsik ke otak.
4) Saraf kranial IV (saraf troklear)
Merupakan serabut saraf camuran. Serabut motor somatic menginervasi otot obliq superior, sedangkan serabut sensoris menyampaikan impuls proprioseptif dari otot obliq superior ke otak.
5) Saraf kranial V (saraf trigeminal)
Merupakan serabut saraf campuran. Serabut sensoris utama menyampaikan impuls sensori dari kulit muka dan kulit kepala, mukosa mulut dan hidung, serta permukaan mata. Sedangkan serabut motoris yang ada pada devisi mandibular berfungsi untuk menginervasi otot-otot pengunyah dan otot dasar mulut.
6) Saraf kranial VI (saraf abdusen)
Merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatic menginervasi otot rektus lateral bola mata, sedangkan serabut sensoris menyampaikan impuls proprioseptif dari otot tersebut ke otak.
7) Saraf kranial VII (saraf fasial)
Merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatic menginervasi otot muka, sedangkan serabut parasimpatetik menginervasi kelenjar airmata dan kelenjar ludah. Serabut sensoris membawa impuls dari reseptor pengecap.
8) Saraf kranial VIII (saraf vestibulokoklear)
Merupakan serabut sensoris murni. Cabang vestibular menyampaikan impuls yang berhubungan dengan keseimbangan dari organ vestibular dan kanalis semisirkularis, sedangkan cabang koklear menyampaikan impuls yang berhubungan dengan pendengaran dari koklea.
9) Saraf kranial IX (saraf glosofaringeal)
Merupakan serabut campuran. Sedangkan serabut motor somatic menginervasi otot-otot faring, dan serabut parasimpatetik menginervasi kelenjar ludah. Serabut sensoris membawa impuls dari faring, tonsil, lidah bagian posterior dan reseptor tekanan pada arteri carotid.
10) Saraf kranial X (saraf vagus)
Merupakan serabut saraf campuran. Serabut saraf somatic menginervasi faring dan laring. Serabut parasimpatetik menginervasi jantung dan otot polos organ pencernaan. Sedangkan serabut sensoris membawa impuls dari faring dan laring ke otak.
11) Saraf kranial XI (saraf asesori)
Merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatic menginervasi otot klaidomastoid, otot trapezius, dan otot langit-langit lunak mulut, otot faring, dan otot laring. Sedangkan serabut sensoris membawa impuls dari otot-otot tersebut ke otak.
12) Saraf kranial XII (saraf hipoglosal)
Merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatic menginervasi otot lidah, sedangkan serabut sensoris membawa impuls dari lidah ke otak.

Sumsum Tulang Belakang dan Sistem Saraf Tepi
Sumsum tulang belakang berada di dalam saluran tulang belakang dan berhububungan dengan saraf spinal. Sumsum tulang belakang merupakan jaringan saraf berbentuk silinder lunak, panjangnya kurang lebih 45 cm, dengan diameter kira-kira 2 cm. Saraf spinal muncul berpasangan dari sumsum tulang belakang melalui permukaan lateral batas antara 2 tulang vertebra yang berdekatan seperti sayap. Saraf spinal diberi nama menurut daerah vertebra di mana saraf tersebut muncul, yaitu: 8 pasang saraf servikalis; 12 pasang saraf torakalis; 5 pasang saraf lumbalis; 5 pasang saraf sakralis; dan 1 pasang saraf koksigeal.
Pada irisan melintang sumsum tulang belakang tampak adanya 2 daerah yaitu substansia kelabu (nampak seperti kupu-kupu) yang dikelilingi oleh substansia putih.
Substansia kelabu terdiri atas badan sel saraf beserta dendritnya, antarneuron pendek, dan sel-sel glial. Pada bagian tengah substansial kelabu terdapat saluran sentral yang berisi cairan serebrospinal. Setiap paroh dari substansia kelabu dibagi menjadi bagian-bagian sebagai berikut:
a. Tanduk belakang, yang pada bagian ini terdapat badan-badan sel saraf interneuron yang akan bersinapsis dengan saraf aferen.
b. Tanduk depan, yang terdapat badan-badan sel saraf eferen yang aksonnya akan menuju ke otot rangka.
c. Tanduk lateral, terdapat badan-badan sel saraf otonom yang menginervasi otot polos, otot jantung, dan kelenjar eksokrin.
Serabut saraf aferen masuk sumsum tulang belakang melalui akar dorsal, sedangkan serabut eferen meninggalkan sumsum tulang belakang melalui akar depan. Badan-badan sel saraf eferen berada di dalam tanduk depan dan mengirim aksonnya ke luar melalui akar ventral. Akar depan dan akar belakang akan bergabung membentuk saraf spinal. Jadi suatu saraf spinal terdiri atas saraf aferen dan saraf eferen yang memanjang mulai dari sumsum tulang belakang ke bagian tubuh tertentu.
Substansia putih diorganisasi menjadi traktus-traktus yang merupakan berkas serabut saraf yang mempunyai fungsi sama.
Traktus tersebut dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Traktus naik yang berfungsi membawa sinyal dari input aferen ke otak.
2. Traktus turun berfungsi membawa sinyal dari otak ke saraf eferen.
31 pasang saraf spinal bersama dengan 12 pasang saraf kranial membentuk sistem saraf tepi. Setelah keluar dari ruas-ruas tulang belakang, saraf spinal bercabang-cabang membentuk suatu jaringan saraf tepi yang berasal atau menuju jaringan tubuh.
Sumsum tulang belakang memiliki 2 fungsi utama, yaitu (1) melayani hubungan informasi antar otak dan tubuh; (2) mengintegrasikan aktivitas refleks antara input aferen dan output eferen tanpa melibatkan otak serta bertanggung jawab mengintegrasikan berbagai refleks dasar.
Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi tanpa disadari. Ada 2 macam refleks, yaitu:
a. Refleks sederhana atau refleks dasar, yang menyatu tanpa dipelajari. Misalnya kedipan mata.
b. Refleks yang dipelajari, yang dihasilkan dari berbuat atau belajar. Misalnya membelokkan setir mobil ketika mau menabrak.
Jalur saraf yang terlibat dalam aktivitas refleks disebut dengan lengkung refleks, yang terdiri atas 5 komponen dasar, yaitu:
1. Reseptor, yang berfungsi merespon stimulus yang merupakan suatu perubahan fisik atau kimia dalam lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor menghasilkan suatu potensial aksi.
2. Jalur aferen, berfungsi meneruskan potensial aksi yang dihasilkan oleh reseptor ke pusat pengintegrasian refleks dasar.
3. Pusat pengintegrasi, berfungsi memproses semua informasi yang dapat diperoleh dari reseptor termasuk informasi dari input lain, kemudian membuat suatu keputusan tentang respon yang sesuai.
4. Jalur eferen, berfungsi untuk meneruskan instruksi dari pusat integrasi ke efektor.
5. Efektor, merupakan suatu otot atau kelenjar yang melaksanakan respon yang diinginkan.
Refleks spinal dasar merupakan salah satu refleks yang diintegrasikan oleh sumsum tulang belakang. Oleh karena itu, komponen yang diperlukan untuk emnyambung input aferen ke respon eferen berada dalam sumsum tulang belakang. Contoh dari refleks spinal dasar adalah refleks menarik diri (withdrawal reflex), misalnya refleks menarik tangan ketika menyentuh benda panas.
Refleks menarik diri jika terkena benda panas terjadi karena melalui mekanisme sebagai berikut:
a. Stimulus yang mengenai jari oleh reseptor panas pada jari diubah menjadi potensial aksi.
b. Potensial aksi akan menstimulus beberapa saraf antarneuron yang selanjutnya menstimulus saraf eferen motorik yang menginervasi trisep, sehingga tangan tertarik menghindar.
c. Potensial aksi pada saat yang sama juga menstimulus antarneuron lain, sehingga menghambat neuron eferen yang menginervasi biseps, sehingga biseps tidak berkontraksi.
d. Potensial aksi juga menstimulus antarneuron yang membawa sinyal ke otak melalui jalur naik. Pada saat impuls mencapai daerah korteks sensori otak, maka orang yang bersangkutan merasa sakit dan baru menyadari apa yang terjadi. Jika impuls mencapai otak, maka informasi dapat disimpan sebagai memori.

F. SISTEM SARAF OTONOM
Sistem saraf otonom terdiri atas dua kelompok, yaitu:
1. Sistem saraf simpatetik
2. Sistem saraf parasimpatetik
Sistem saraf simpatetik berasal dari dalam sumsum tulang belakang daerah toraks dan daerah lumbar. Olah karena itu sistem saraf simpatetik disebut juga sebagai sistem saraf torako lumbar. Serabut paraganglionik simpatetik sangat pendek, bersinapsis dengan badan sel neuron pascaganglionik dalam ganglia yang terletak dalam suatu rantai ganglion simpatetik yang berada di samping kanan dan kiri sumsum tulang belakang.
Serabut pascaganglionik berasal dari rantai ganglion ini dan berakhir pada organ-organ efektor. Serabut praganglionik parasimpatetik berasal dari daerah cranial dan daerah sacral system saraf pusat. Oleh karena itu sistem saraf parasimpatetik disebut juga sebagai sistem saraf kranio sacral.
Serabut praganglionik simpatetik dan parasimpatetik membebaskan neurotransmitter yang sama, yaitu Asetilkolin, tetapi neurontransmiter pascaganglioniknya berbeda. Serabut pascaganglionik parasimpatetik membebaskan asetilkolin. Serabut saraf yang membebaskan asetilkolin disebut serabut kholinergik. Serabut pascaganglionik simpatetik membebaskan noradrenalin atau norepinefrin. Serabut demikian disebut serabut adregenik.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Di bawah ini merupakan tabel fungsi dari saraf otonom, yaitu sebagai berikut:
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
• mengecilkan pupil
• menstimulasi aliran ludah
• memperlambat denyut jantung
• membesarkan bronkus
• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
• mengerutkan kantung kemih
1. memperbesar pupil
2. menghambat aliran ludah
3. mempercepat denyut jantung
4. mengecilkan bronkus
5. menghambat sekresi kelenjar pencernaan
6. menghambat kontraksi kandung kemih

Pengaruh Sistem Saraf Otonom
Pada tabel di atas diketahui bahwa kinerja sistem saraf parasimpatetik dan simpatetik saling berlawanan. Keuntungan control yang berlawanan itu adalah memungkinkan mengontrol aktivitas suatu organ secara tepat. Pada umumnya kedua devisi autonom tersebut mengontrol organ secara resiprok, peningkatan aktivitas oleh devisi yang lain. Namun ada beberapa perkecualian dari pola di atas, yaitu:
1. Pembuluh darah (arteriol dan vena), hanya menerima serabut saraf simpatetik. Satu-satunya pembuluh darah yang menerima inervasi simpatetik dan parasimpatetik adalah pembuluh darah yang memasok darah ke penis dan klitoris.
2. Kelenjar keringat, hanya menerima inervasi simpatetik saja.
3. Kelenjar ludah, diinervasi oleh kedua devisi otonomik, tetapi tidak seperti di tempat lain, aktivitas simpatetik dan parasimpatetik tidak antagonistic. Keduanya menstimulus sekresi saliva, tetapi volume dan komposisi saliva berbeda, tergantung devisi mana yang dominan.
4. Medulla adrenal, dipandang sebagai suatu ganglion simpatetik yang dimodifikasi dan tidak memiliki serabut pascaganglionik. Sekresi hormone ke sirkulasi darah distimulasi oleh serabut praganglionik yang berasal dari otak.
Beberapa Tipe Reseptor Protein Membran Plasma
Ada dua macam reseptor asetilkolin, yaitu reseptor nikotinik dan reseptor muskarinik. Reseptor nikotinik (yang diaktifkan oleh nikotin) ditemukan pada semua ganglion otonomik. Reseptor ini merespon kepada asetilkolin yang dibebaskan oleh serabut praganglionik simpatetik dan parasimpatetik. Sedangkan reseptor muskarinik (yang diaktifkan oleh muskarin, suatu racun jamur) ditemukan pada membrane sel efektor (otot polos, otot jantung, dan kelenjar eksokrin). Reseptor ini akan mengikat Asetilkolin yang dibebaskan oleh serabut pascaganglionik parasimpatetik.
Beberapa refleks otonomik, seperti urinasi, defekasi, dan ereksi, diintegrasi pada tingkat sumsum tulang belakang, tetapi semua dari refleks-refleks spinal ini merupakan subjek untuk dikontrol oleh tingkat kesadaran yang lebih tinggi. Medulla di dalam batang otak adalah bangian yang paling langsung bertanggung jawab untuk output otonomik. Pusat-pusat control kardiovaskuler, respirasi, dan aktivitas digestif melalui system otonomik berada di medulla.
Hipotalamus memegang peranan penting untuk mengintegrasi respon-respon otonomik, somatic, dan endokrin, misalnya peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dll. Aktivitas otonomik juga dipengaruhi oleh korteks frontalis.
Otot rangka ekstrafusal diinervasi oleh sel-sel saraf α motor, yang aksonnya merupakan system saraf somatic. Sedangkan serabut intrafusal yang merupakan serabut otot penyusun spindle otot diinervasi oleh sel-sel saraf γ motor. Badan sel saraf ini terletak di dalam tanduk ventral sumsum tulang belakang. Akson suatu sel saraf motor langsung dari aslnya di dalam sumsum tulang belakang ke ujungnyadalam otot rangka.
Sel saraf α motor dipengaruhi oleh input prasinaptik konvergen yang banyak, baik eksitatori maupun inhibitori. Beberapa dari input merupakan bagian dari lintasan reflex spinal yang berasal dari reseptor sensori peripheral.
H. Beberapa Penyakit Karena Gangguan Sistem Saraf
Gangguan pada sistem saraf dapat berakibat pada gangguan pola gerak maupun memori seseorang. Contoh penyakit karena gangguan sistem saraf antara lain:
• Alzhaimer, merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Seperti penyakit orang tua pada umumnya, penyakit ini disebabkan oleh atrofi korteks serebral yang atrofi ini disebabkan pula oleh sejenis virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak.
• Amnesia, merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori dan diikuti dengan ketidakmampuan membentuk memori baru. Penyebabnya yaitu dapat berupa kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker otak, atau suplai darah yang kurang ke daerah memori, dan sampai alas an psikologikal.
• Ataksia, merupakan gangguan system saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur saraf yang menuju otak.


DAFTAR RUJUKAN
Anonimus. 2009. Sistem Saraf. (Online), (http://www.e-dukasi.net/sistem saraf _id, diakses tanggal 27 September 2009)
Anonimus. 2001. Sistem Saraf Otonom. (Online), (http--kambing_ui_ac_id-bebas-v12-sponsor-Sponsor-Pendamping-Praweda-Biologi-Image-2-9e_jpg.htm, diakses tanggal 27 September 2009)
Anonimus. 2008. Sistem Saraf Pada Manusia. (Online), (http://www.e-dukasi. net/dlbhnbelajar.php?bhn_id=4&mid=373, diakses tanggal 27 September 2009)
Kimball, J. 2007. Biology. (Online), (http--users_rcn_com-jkimball_ma_ultranet-BiologyPages-A-autonomic_gif.htm, diakses tanggal 27 September 2009)
Phillip, Eric M. 2000. Anatomy Sketches. (Online), (http--www_rsdrx_com-images-AnteriorMusclesSketchLRes_gif_files/Anatomy%2520Sketches.htm, diakses tanggal 27 September 2009)
Tenzer, Amy. dkk. 1993. Struktur Hewan Bagian 1. Malang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.

2 komentar:

  1. kapan kejogja lagi?? q mau diajak jalan2 cari data identifikasi hewan2. kalau kejogja, sms q ya cin??

    BalasHapus